Saturday, April 18, 2009

PEMAHAMAN “BENAR” DAN “SALAH” DALAM MAKNA YANG SEMPIT

Oleh : Abu Jumu’ah

Bismillah..

Zaman sekarang ini adalah zaman dimana kita tinggal di dalam banyak fitnah dan bid’ah dalam agama. Sudah banyak muncul kelompok kelompok seperti Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh. Shufi, Syiah, dan masih banyak lagi yang notabennya adalah baru dalam agama islam, tidak pernah dikenal dalam sejarah agama islam.

Sehingga sangat berbahaya sekali bagi umat muslim yang masih sangat awam tentang agama Islam. Mereka yang awam dalam agama akan menjadi sangat bingung karena terlalu banyak aliran aliran dalam islam, sehingga mereka menarik kesimpulan yang tidak berilmu ketika ditanya tentang agama.

Banyak dari mereka akan menimbang sesuatu dalam agama islam ini hanya berdasarkan kepada pertimbangan“Benar” atau “Salah”. Maksudnya adalah setiap perkara dalam agama islam asalkan itu baik maka mereka (orang awam) akan mengatakan “boleh boleh saja, wong itu perkara baik”. Jika membahas perihal haramnya merayakan Isra’ Mi’raj , mereka akan mengatakan “terus kalo gak ada Isra’ mi’raj berarti kita gak menghormati Rasulullah donk?”.- Ya Alloh lindungilah hamba dan keluarga hamba dari pemikiran sempit seperti ini-

Padahal semua “perkara baik” menurut pandangan mereka tidaklah pernah berdasar menurut dalil Al-Qur’an ataupun Hadist Shohih..! Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari:

“Barang siapa mengada-adaka sesuatu yang baru dalam urusan agama kami ini, yang tidak kami perintahkan, niscaya ia tertolak”

Dan diriwayatkan Imam Muslim

“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dasar dari kami, maka ia tertolak.”

Kita tidak boleh menafsirkan sesuatu hanya berdasarkan Benar atau Salah menurut otak kita masing masing, melainkan harus kita kembalikan kepada pemikiran para pendahulu-pendahulu kita (Salafush sholeh) yang lebih ‘alim, sholeh, dan lebih bertaqwa dibanding kita.

Oleh karena itu umat islam dituntut untuk memperkaya ilmu agamanya, belajar dan belajar kepada seorang guru/ustadz terpercaya yang selalu ittiba’ kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sehingga setiap mereka menemui permasalahan tentang agama, seorang Ustadz dapat menjelaskannya sesuai dengan dalil dallil yang benar.

Ana mempunyai beberapa teman yang merupakan anggota sebuah kelompok islam mahasiswa (bukan bermaksud membuka aib seseorang tetapi insya Allah dapat diambil hikmahnya). Intinya mereka mengatakan mengambil semua yang dia dapat dari mana saja (Tablighi, Ikhwani, Shufi dll) yang penting tujuannya itu BAIK. Jadi, dia mengikuti demonstrasi turun kejalan meneriaki pemerintah dengan bermaksud menyebarkan aib pemerintahan agar masyrakat mengetahuinya, mendengarkan musik yang dinilainya dapat meningkatkan kualitas keimanannya setelah mendengarkan lagu tersebut, dan dia berniat ingin berdakwah dengan cara bermusik, kemudian menciumi Al-Qur’an setelah membacanya, sholat dengan cara menutup pintu kamar rapat-rapat dan mematikan lampu agar dinilainya bisa lebih dekat dengan Allah (cara orang Shufi), bersholawat kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam dengan shalawat SYIRIK (shalawat Nariyah), dan berdzikir secara berjama’ah.

Manhaj mereka manjadi “kusut” karena mereka mencampur adukan berbagai macam pemikiran firqoh sesat. Hasilnya mereka tak akan pernah mengetahui kebenaran, yang bisa mereka jelaskan tentang agama islam hanyalah terkaan/perkiraan mereka saja tentang Benar dan Salah.

Mereka mengatakan Demonstrasi itu Benar karena mereka menyampaikan suara rakyat serta berlagak seperti pahlawan kesiangan membela kepentingan rakyat, atau dzikir berjama’ah yang dapat menggetarkan hati mereka. Dan mereka akan mengatakan sesuatu itu salah jika memang itu kesalahan yang nyata seperti membunuh, mencuri, berzinah, dll.

Beberapa contoh lagi. Mungkin ada dari kalian yang tidak menyukai atau menganggap Salah sesorang yang terlalu cemburu secara berlebihan. Misalnya,seorang istri yang tidak menyukai suaminya terlalu mencemburuinya ketika dia berbicara hanya berduaan saja dengan seorang laki laki lain padahal laki-laki tersebut adalah rekan bisinisnya. Sesungguhnya akhlak cemburu (AI-GHOIROH) ini adalah termasuk akhlak mulia. Sahabat Rasulullah Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu’anhu pernah pula mengalami permasalahn ini :

“Seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama istriku niscaya aku akan memukulnya dengan pedang sebagai sangsinya. Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam bersabda : Apakah kalian takjub dengan cemburunya Sa’ad?sungguh Aku (Rasulullah) lebih cemburu darinya dan Allah lebih cemburu dariku

(HR.BUKHARI)

Atau mungkin juga kalian akan menganggap Benar seorang pelawak yang kalian selalu saksikan di televisi serta menganggap pelawak pelawak tersebut akan mendapat pahala kebaikan dari Allahu ta’ala karena selalu membuat hati orang senang dengan lawakannya. Hal ini juga terjadi pada Zaman Rasulullah Shallalhu’alaihi Wassalam:

Mu’awiyah bin Haidah radhiallahu ‘anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Celakalah bagi yang menceritakan sesuatu kemudian dia berdusta pada ceritanya dengan tujuan membuat kaum yang mendengarnya tertawa. Celakalah dia celakalah dia

(HR.ABU DAWUD, Al-Albani menghasankannya, AHMAD, AT-TIRMIDZI,AD-DARIMI)

Sesungguhnya yang diketawakan oleh kalian semua hanyalah sandiwara/tipuan yang dibuat buat. Apa kalian masih bisa berfikir hal tersebut dapat dikatakan Benar??!!!!

Pemahaman Benar dan Salah bukanlah datang dari terkaan/perkiraan otak kita masing. Melainkan segalanya harus sesuai dengan pemahaman salaful ummah yaitu generasi terbaik umat islam.

0 comments: